Nama : Nita Novita
Sari
Kelas : 4EB12
NPM : 27214990
Mata Kuliah : Etika Profesi Akuntansi
Nama Dosen: Ratih Juwita
Tugas Kelompok
I.
Uji Regresi Berganda
Hasil Uji Regresi
Linear Berganda tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel Hasil Uji Regresi Linear
Berganda
Coefficientsa
|
|||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||||
1
|
(Constant)
|
86.288
|
2.311
|
37.332
|
.000
|
||
X1
|
- .275
|
.220
|
- .211
|
-1.247
|
.222
|
||
X2
|
-1.186
|
.728
|
- .276
|
-1.629
|
.113
|
||
a. Dependent Variable: Y
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22.0
Berdasarkan tabel diatas hasil Uji Regresi Linear Berganda diperoleh persamaan
regresi variabel Kemiskinan (X1), Pengangguran (X2) dan Daya Beli (Y) adalah sebagai berikut:
|
Penjelasan:
a.
Nilai konstanta (α) sebesar 86,288 menyatakan bahwa Daya Beli mempunyai nilai
sebesar 86,288 jika variabel-variabel independen dianggap konstan (nilainya
tetap). Jika tingkat kemiskinan dan pengangguran sama dengan nol, maka nilai
daya beli sebesar 86,288. Artinya jika tidak terdapat kedua variabel tersebut,
maka daya beli masyarakat Indonesia sebesar 86,288 yang dihasilkan oleh
variabel independen lain seperti tingkat inflasi, investasi atau variabel lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
b.
Tingkat Kemiskinan
(X1) berimplikasi negatif sebesar -1,186. Hal tersebut
menunjukkan jika terjadi penurunan 1 satuan pada variable kemiskinan terhadap
daya beli. Artinya bahwa setiap penurunan 1 kali tingkat kemiskinan, maka daya
beli akan mengalami penurunan sebesar -1,186 dengan asumsi variabel lainnya
konstan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
tingkat kemiskinan dengan daya beli masyarakat, semakin rendah tingkat
kemiskinan yang dipengaruhi oleh distribusi yang tidak merata,
kurangnya perhatian dari pemerintah, tingkat pendidikan yang rendah, tingginya
tingkat pengangguran dan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini akan semakin
memperkecil tingkat daya beli masyarakat.
c.
Tingkat Pengangguran (X2) berimplikasi negatif
sebesar -0,275. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi penurunan 1 satuan pada
variabel pengangguran terhadap daya beli masyarakat. Artinya bahwa setiap
kenaikan 1 satuan pengangguran, maka daya beli akan mengalami penurunan sebesar
27,5% dengan asumsi variabel lainnya konstan. . Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan negatif antara tingkat pengangguran dengan daya beli
masyar,akat semakin rendah tingkat pengangguran yang dipengaruhi oleh
pendidikan yang rendah, kurangnya pengalaman dalam bekerja, sedikitnya lapangan
pekerjaan, maka semakin banyak pengangguran di Indonesia. Hal ini akan semakin
memperkecil tingkat daya beli masyarakat.
II.
Uji Parsial (Uji T)
Hasil Uji Parsial
tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Uji
Parsial
Coefficientsa
|
|||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||||
1
|
(Constant)
|
86.288
|
2.311
|
37.332
|
.000
|
||
X1
|
- .275
|
.220
|
- .211
|
-1.247
|
.222
|
||
X2
|
-1.186
|
.728
|
- .276
|
-1.629
|
.113
|
||
a. Dependent Variable: Y
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22.0
Hasil uji Parsial didapatkan dengan melakukan Uji T,
dimana tingkat signifikansi T pada setiap variabel independen tidak boleh lebih
besar dari nilai alpha (α), nilai alpha (α)
yang digunakan sebagai tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 0,05.
Uji T memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
H1: Tingkat pengangguran berpengaruh
terhadap daya beli masyarakat.
Pada tabel diatas
menunjukkan hasil uji t untuk tingkat kemiskinan (X1) nilai T-hitung
sebesar 0,197. Menghitung besarnya T-tabel dengan rumus (α/2;n-k-1). Jadi
T-tabel = t(0,05/2);(34-3-1) = 0,025;30 sehingga nilai T-tabel yaitu 2,042.
Jadi nilai T-hitung lebih kecil dari T-tabel (-1,247 < 2,042), sedangkan
dengan kolom Sig terdapat nilai 0,222. Nilai Sig lebih besar dari nilai
probabilitasnya 0,05 atau nilai 0,222 > 0,05, maka Ho diterima dan H1
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat.
H2 : Tingkat pengangguran berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Pada tabel diatas
menunjukkan hasil uji t untuk tingkat pengangguran (X2) nilai T-hitung
sebesar -1,629. Menghitung besarnya T-tabel dengan rumus (α/2;n-k-1). Jadi
T-tabel = t(0,05/2);(34-3-1) = 0,025;30 sehingga nilai T-tabel yaitu 2,042.
Jadi nilai T-hitung lebih kecil dari T-tabel (-1,629 < 2,201), sedangkan
dengan kolom Sig terdapat nilai 0,113. Nilai Sig lebih besar dari nilai
probabilitasnya 0,05 atau nilai 0,113 > 0,05, maka Ho diterima dan H2
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran tidak memiliki
pengaruh terhadap daya beli masyarakat.
III. Hasil Uji Simultan (Uji F)
Hasil Uji Simultan tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Uji Simultan
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
30.445
|
2
|
15.222
|
2.750
|
.093b
|
Residual
|
183.630
|
31
|
5.924
|
|||
Total
|
214.075
|
33
|
||||
a. Dependent Variable: Y
|
||||||
b. Predictors: (Constant), X2, X1
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22
Hasil Uji Simultan didapatkan melalui Uji F, dimana
tingkat signifikansi F tidak dapat melebihi dari 0,05. Uji F dilakukan untuk
menentukan apakah semua variabel independen yang termasuk ke dalam model
memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai F sebesar 2,570 dan nilai signifikansi sebesar
0,093. Karena F hitung (2,570) < F tabel (3,29) dan nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,093 maka Ho diterima dan Ha
ditolak sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel penggangguran dan kemiskinan secara
bersama-sama terhadap variabel daya beli.